• Image Alt

Komunikasi UPN Gelar Diskusi Publik TVRI

Yogyakarta – Dunia penyiaran selalu dinamis dan isinya seringkali mengikuti selera pasar. Hal yang demikian juga terjadi pada TVRI sebagai satu-satunya televisi publik di Indonesia. Kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang membuat TVRI juga dituntut senantiasa memperbaiki kualitas konten siarannya.

Perbincangan seputar siaran dan bagaimana pergeseran audien inilah yang menjadi salah satu topik dalam acara Diskusi Publik Spirit dan Kekuatan Lokal Jogja Istimewa dalam Penguatan TVRI sebagai Televisi Publik (29/4). Dosen Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta, Panji Dwi Ashrianto, M.I.Kom mengatakan bahwa ada 2 hal penting yang harus dilakukan oleh TVRI jika ingin bersaing dengan stasiun televisi yang lain yakni repositioning dan rebranding. “TVRI harus melakukan aktivitas penunjang lainnya untuk mendekatkan diri ke publik melalui acara-acara off air serta menggunakan saluran media lain, misalnya media sosial sebagai sarana promosi,” paparnya.

Diskusi yang digelar di Laboratorium PR, Kampus II UPN “Veteran” Yogyakarta ini juga menghadirkan narasumber lain yakni Dewan Pengawas LPP TVRI Elprisdat, Anggota Komunitas Pecinta TVRI Yogyakarta Purwadmadi serta Pengamat Sosial Budaya Indra Tranggono dengan moderator, Arif Wibawa, M.Si. Purwadmadi mengatakan bahwa TVRI khususnya TVRI Jogja bisa menyajikan bentuk dan isi siaran yang merebut hati penonton yang sudah jenuh dengan tontonan televisi nasional. Menurutnya, penonton dengan citarasa lokal inilah peluang terbesar TVRI.  Senada dengan Purwadmadi, Indra mengatakan bahwa TVRI seharusnya membawa spirit Jogja Istimewa dalam siarannya bukan hanya menjadi slogan. “Saya ingin diskusi ini tidak hanya sampai pada tataran gagasan namun juga bisa diimplementasikan secara praktis,” paparnya. Dalam diskusi tersebut Elprisdat menuturkan bahwa ia akan menampung berbagai ide dan saran dari perbincangan ini sebagai salah satu masukan untuk memperbaiki performa TVRI kedepannya.

Diskusi publik ini dihadiri berbagai elemen masyarakat seperti masyarakat umum, termasuk kalangan pendidik dan pemerintahan. Beberapa diantaranya adalah pecinta TVRI yang hingga kini senantiasa menikmati siaran televisi tertua di Indonesia tersebut. Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Dr. Subhan Afifi menyatakan bahwa institusi pendidikan harus senantiasa memberikan sumbangan pemikiran untuk lingkungan sekitarnya. “TVRI sebagai institusi yang penting serta prodi yang mengembangkan keilmuan Komunikasi adalah dua entitas yang saling berhubungan. Itulah mengapa kami selalu berusaha membuka diri untuk kerjasama dan membuat kegiatan-kegiatan yang berguna bagi masyarakat luas, khususnya di bidang yang sesuai dengan core keilmuan Komunikasi,” jelasnya. Ia berhadap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan dengan mengundang lebih banyak lagi lapisan masyarakat.