• Image Alt

Komunikasi UPN Gelar Seminar Bersama Mahasiswa Asing

Yogyakarta – Menyadari bahwa kini membangun jaringan internasional adalah hal yang penting untuk dilakukan, mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta yang tergabung dalam d’CATCH  (DeCENTRALIZED ASIAN TRANSNATIONAL CHALLENGES) mempertemukan mahasiswa dari 3 negara. Dalam event bertajuk International Youth Seminar “How to Gain Intercultural Working Experience” mereka berbagi pengalaman lintas budaya.

Acara yang diadakan di Laboratorium PR Kampus II UPN “Veteran” Yogyakarta (6/11) tersebut menghadirkan alumni Prodi Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta Galih Kartika Brata, Akiko Yoshizuka (Kanda University of International Studies, Jepang) dan Taha Dhaif Ali (AIESEC Intern dari Bahrain). Ketiganya terlibat dalam diskusi menarik tentang kesan mereka menjalani kehidupan lintas budaya.

Galih merupakan anggota d’CATCH  2015 yang berkesempatan melakukan lawatan bersama tim ke Nanjing China selama 10 hari itu menyampaikan bahwa berhubungan dengan rekan dari 4 negara lain membuat ia menjadi pribadi yang lebih dewasa.  d’CATCH  merupakan project konsorsium 5 negara yakni Jepang (Kanda University), China (Communication University of China), Thailand (Chulalongkorn University), Philipine (Santo Thomas University) dan Indonesia (UPN “Veteran” Yogyakarta). “Pengalaman selama mahasiswa, mengikuti d’CATCH, menjadi asisten dosen, dan beberapa aktivitas di luar kampus seperti menjadi vokalis Band Sri Plecit dan brand ambassador membuat saya banyak belajar bagaimana strategi branding dan berhubungan dengan banyak orang,” paparnya. Galih juga mengatakan bahwa pengalamannya itu membuatnya mampu menghadapi culture shock dan persaingan global.

Sedangkan Akiko, membagikan pengalamannya tentang kehidupan di Jepang dan Indonesia. Mahasiswi yang selama di Kanda University mempelajari budaya dan bahasa Indonesia ini mengakui bahwa ia menemukan banyak perbedaan yang sigfinifikan pada dua negara tersebut. “Di Indonesia posisi keluarga sangat penting, berbeda dengan Jepang yang tidak menempatkan keluarga sebagai bagian penting. Disini semuanya harus ijin orang tua, hal yang jarang saya temui di Jepang,” paparnya dengan bahasa Indonesia yang diselingi bahasa Inggris.

Hal menarik lainnya disampaikan Taha. Alumni University of Bahrain ini merasakan bahwa masyarakat Yogyakarta sangat ramah dengan pendatang asing. “Di Bahrain, masyarakat cenderung apatis karena terlalu sering berinteraksi dengan orang Eropa. Di satu sisi, pemerintah sangat terbuka dengan perbedaan budaya sebagai bagian dari konsekuensi globalisasi,” ucap Taha.

Koordinator d’CATCH UPN “Veteran” Yogyakarta M. Edy Susilo, M.Si mengatakan bahwa sejak di kampus mahasiswa memang disiapkan untuk menghadapi persaingan global dengan terlibat dalam pergaulan internasional. Hal itu dilakukan dengan berbagai cara misalnya mengadakan international guest lecture dan international seminar. “Tidak hanya itu, kami juga memiliki sejumlah aktivitas internasional yang bisa diikuti mahasiswa seperti beasiswa kuliah di Chulalongkorn University selama 1 semester, d’CATCH yang rutin diikuti setiap tahun serta V-Pal yang bekerjasama dengan Kanda University,” jelasnya.