• Image Alt

Bimbingan Teknis Peningkatan Akreditasi Program Studi Sekaligus Sosialisasi IAPS 4.0

Yogyakarta - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta bersama BAN - PT menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis peningkatan akreditasi institusi sekaligus sosialiasi instrumen akreditasi program studi (IAPS) versi 4.0 Selasa, 14 Mei 2019. Bertempat di ruang sidang utama kantor LL DIKTI Wilayah V sebagai narasumber Dr. Ir. Suhanan, DEA dan Dr. Agus Setiawan.

Sesuai dengan Permenristekdikti No 32/2016, BAN-PT mengembangkan instrumen akreditasi yang relevan dengan pengembangan sektor pendidikan tinggi di Indonesia dan mengikuti perkembangan global. Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) harus disusun berdasarkan:
1.    Jenis pendidikan, yaitu vokasi, akademik, profesi; 
2.    Program pendidikan, yaitu program diploma, sarjana, sarjana terapan, magister, magister terapan, profesi, spesialis, doktor, dan doktor terapan; 
3.    Modus pembelajaran, yaitu tatap muka dan jarak jauh; dan 
4.    hal-hal khusus.


BAN-PT mengembangkan Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) versi 2018, yang secara singkat ditulis IAPS 4.0 (IAPS 1.0 (1996); IAPS 2.0 (2000), IAPS 3.0 (2008). 
Perubahan signifikan pada IAPS 4.0 
1.    Unit pengusul akreditasi adalah Unit Pengelola Program Studi dan bukan lagi Program Studi seperti pada instrumen yang berlaku pada saat ini. 
2.    IAPS 4.0 menggunakan 9 Kriteria sebagai berikut :
         1.    Visi, Misi, Tujuan dan Strategi 
         2.    Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama 
         3.    Mahasiswa 
         4.    Sumber Daya Manusia 
         5.    Keuangan, Sarana dan Prasarana 
         6.    Pendidikan 
         7.    Penelitian 
         8.    Pengabdian kepada Masyarakat 
         9.    Luaran dan Capaian Tridharma 
Yang secara keseluruhan mengukur tingkat ketercapaian dan/atau pelampauan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan standar yang ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi. 


3.    IAPS 4.0 berorientasi pada output dan outcome. Pengukuran mutu lebih dititikberatkan pada aspek proses, output dan outcome, sementara instrumen sebelumnya lebih banyak mengukur aspek input.